TES MINAT
Mata kuliah: Pemahaman Individu II
Oleh :
SUSI
SUSANA
KAP
1A
LPKBM MADCOMS MADIUN
TAHUN
AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya makalah ini dapat kami selesaikan.
Makalah
ini adalah makalah Dinamika Kelompok
yang membahas mengenai Tes Minat,
semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya dan juga
penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat membawa manfaat yang besar
bagi para pembaca untuk mempelajarinya.
Penyusun
menyadari bahwa selesainya penulisan makalah ini banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak berupa petunjuk serta bimbingan, untuk itu pada kesempatan kali
ini dengan segala kerendahan hati penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dahlia Novarianing Asri, S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan tugas ini kepada penyusun, sehingga penyusun termotivasi untuk
menyelesaikan tugas ini. Dan juga penyusun berterima kasih kepada rekan-rekan
BK III A yang selalu memberikan bantuan dan motivasi dalam penyelesaian makalah
ini.
Dalam penulisan makalah ini penyusun menyadari bahwa masih
banyak kekurangan-kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang penyusun miliki. Untuk
itu, penyusun berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Madiun, 28
Oktober 2014
penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL......................................................................... i
KATAPENGANTAR........................................................................ ii
DAFTAR
ISI ..................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah.................................................................... 1
1.3
Tujuan....................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Definisi Tes
Minat............................................................... 2
2.2
Pengukuran Pentingnya Tes
Minat...................................... 2
2.3
Ruang Lingkup Tes
Minat................................................... 3
2.4
Metode-metode Tes
Minat................................................... 7
2.5
Jenis Tes Minat..................................................................... 8
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan............................................................................ 10
3.2
Saran...................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................ . 11
LAMPIRAN........................................................................................ 12
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Tes Minat
Pada dasarnya ahli psikologi sepakat bahwa minat
dipandang sebagai aspek kognitif yang sama sekali berbeda dengan aspek
kognitif. Sebagai konsekuensinya, untuk mengetahui minat seseorang digunakan
instrument (yang antara lain berupa tes) yang harus tidak mengungkap aspek
kognitif yang biasanya disebut dengan kemampuan.
Hakikat dan kekuatan dari minat dan sikap seseorang
merupakan aspek penting kepribadian, karakterisitik ini secara material
mempengaruhi pretasi, pendidikan dan pekerjaan, hubungan antar pribadi,
kesenangan yang didapatkan seseorang dari aktivitas waktu luang, dan fase-fase
utama lain dari kehidupan sehari-hari. Studi tentang minat mendapat dorongan
terkuat dari penaksiran pendidikan dan karier. Meskipun lebih sedikit kadarnya
pengembangan tes dalam area ini juga dirangsang oleh seleksi dan klasifikasi
pekerjaan.
Menurut perspektif belajar sosial, minat sebagai hasil
dari perbedaan reinforcement untuk aktivitas yang dilakukan dengan memasangkan
imitasi dan modeling dari orang yang penting berpengaruh terhadap individu
tersebut.
Selain itu, menurut peranan hereditas, terdapat minat
yang sama antara orang tua dan anak, orang yang berjenis kelamin yang sama
dibanding dengan yang berjenis kelamin yang berbeda.Akan tetapi, minat itu
sendiri bisa berubah pada seseorang meskipun telah dewasa.
2.2.
Pentingnya Pengukuran Minat
Terdapat beberapa alasan bahwa seorang
guru perlu mengadakan terhadap minat anak, yaitu:
1)
Untuk menngkatkan minat
anak-anak. Setiap guru mempunyai mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat
anak-anak. Minat
merupakan komponen yang penting
dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan dan pengajaran pada
khususnya.
2)
Memelihara minat yang baru muncul
Apabila anak menujukkan yang minat yang
tumbuh dari dirinya maka tugas guru untuk memilihara minat tersebut. Anak yang
baru masuk suatu sekolah mungkin belumbegitu banyak menaruh minat terhadap
aktivitas-aktivitas tertentu. Dalam hal ini guru wajib memperkenalkan kepada
anak aktivitas-aktivitas tersebut. Apabila anak telah menunjukan minatnya maka
guru wajib memlihara minta anaka yang baru tumbuh tersebut.
3) Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal
yang tidak baik
Dalam keadaan tertentu anak-nak sering
menaruh minat terhadap hal-hal yang tidak baik terdapat diluar sekolah di dalam
masyarakat yang jauh dari ideal . dalam keadaan demikian maka sekolah melalui
guru hendaknya memberantas minat anak-anak yang tertuju kepada hal-hal yang
tidak baik dengan metode yang positif mengalihkan minat anak tersebut kepada
hal-hal yang baik.
4) Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan
kepada anak mengenai tantangan kelajutan studi atau pekerjaan yang cocok.
Meskipun minat bukan indikasi yang pasti
dalam menentukan sukses tidaknya seorang anak dalam masa yang akan datang namun
minat merupakan pertimbangan yang cukup berarti jika dihubungkan dengan data
lain.
2.3
Ruang Lingkup Tes Minat
Pada umunya hasil tes minat
digunakan dalam 4 bidang terapan, yaitu konseling karier bagi siswa sekolah
lanjutan, konseling pekerjaan, bagi karyawan, penjurusan siswa sekolah lanjutan
atau mahasiswa, dan perencanaan bacaan dalam pendidikan dan latihan.Perlu
dicatat bahwa berdasarkan pengamatan, jarang ditemui suatu hasil tes
minat digunakan secara ekslusif dengan mengabaikan hasil pengukuran
terhadap aspek kognitif dan aspek non-kognitif yang lain, yakni tes
intelegensi, tes bakat ataupun tes kepribadian.
Berturut-turut ke-4 bidang penerapan
itu dibahas secara ringkas, yaitu:
1)
Konseling Pekerjaan
Hasil tes minat digunakan dalam
konseling pekerjaan untuk karyawan-karyawan yang telah bekerja dalam perusahaan
atau bidang pekerjaan yang lain. Dalam hal ini fungsi tes minat adalah untuk
mencek konsistensi antara tugas pekerjaan yang telah terlanjur dijalani dengan
pilihan pekerjaan yang disukai. Persoalan yang kerapkali muncul adalah
ketidakcocokan antara keduanya. Seorang karyawan yang telah bekerja merasa tidak
menyukai pekerjaan yang diberikan padanya. Tentu saja hal ini akan berakibat
buruk pada karier pekerjaan selanjutnya.
Tes minat dapat segera dikenakan
kepada karyawan yang mulai menunjukkan perasaan bosan dengan pekerjaannya agar
dia dapat dipindahkan ke bidang pekerjaan yang lebih cocok baginya. Selain itu,
tes minat dapat digunakan dalam rangka peningkatan efisiensi perusahaan dan
kepuasan kerja karyawan
2)
Konseling Karier
Hasil tes minat digunakan dalam
konseling karir untuk siswa sekolah, khususnya sekolah umum (SMU) pada
tahun-tahun pertama mereka menginjakkan kaki di bangku sekolah. Walaupun
demikian, hasil tes minat dapat digunakan untuk siswa sekolah kejuruan yang
merencanakan untuk segera bekerja setelah lulus. Selain itu, konseling karir
dapat digunakan bagi orang-orang putus sekolah lanjutan yang sedang mencari
pekerjaan yang cocok bagi mereka dalam waktu yang dekat
Kegunaan hasil tes minat bagi siswa
SMU adalah untuk menunjukkan bidang-bidang pekerjaan secara umum dan luas agar
mereka segera mempersempit berbagai alternatif bidang pekerjaan dan memfokuskan
diri pada beberapa bidang yang jelas.
Dalam konseling karir, terdapat
inventori yang dikembangkan dan mencerminkan 3 perubahan-perubahan utama,
yaitu:
a)
Perubahan ini berkaitan dengan
meningkatnya penekanan pada eksplorasi diri. Semakin banyak instrumen
memberikan kesempatan bagi individu untuk mempelajari hasil-hasil tes terinci
dan menghubungkannya dengan informasi pekerjaan serta data lain tentang
kualifikasi dan pengalaman pribadi.
b)
Perubahan kedua dan yang terkait
memperhatikan sasaran pengukuran minat . Dewasa ini, ada lebih banyak penekanan
pada perluasan pilihan-pilihan karier yang terbuka bagi individu.
Istilah” Validitas eksplorasi” digunakan untuk menamai efek yang bisa dimiliki
oleh minat dalam kaitan dengan peningkatan perilaku yang merupakan instrumen
bagi penyelidikan karir. Jadi inventori minat dan juga program-program
orientasi karier lebih komprehensif yang digunakan untuk mengakrabkan individu
dengan pekerjaan yang cocok, yang mungkin juga tidak diperkenalkan, tidak akan
ia pertimbangkan.
c)
Perubahan penting ketiga terkait
dengan perluasan pilihan-pilihan karier ini, perubahan ini berkaitan dengan
keprihatinan tentang keadilan terhadap jenis kelamin (seks primer) inventori
minat.Secara umum, inventori minat membandingkan minat yang diungkapkan dari
seseorang individu dengan minat orang-orang pada umumnya dalam pekerjaan yang
berbeda. Jika ada kesenjangan yang besar dalam proporsi pria dan wanita. Pada
sejumlah pekerjaan, seperti teknik atau keperawatan, perbedaan-perbedaan ini
cenderung dengan satu atau lain cara mempengaruhi interpretasi hasil-hasil yang
didapatkan oleh pria dan wanita pada inventori minat.
3)
Perencanaan Bacaan Pendidikan
Buku-buku bacaan di sekolah
(SD,SMP,SMU) dan Perguruan Tinggi kadang-kadang tidak disukai oleh para siswa
dan mahasiswa karena dipandang tidak relevan atau tidak sesuai dengan bidang
minatnya. Dalam sistem pendidikan klasikal, tes minat dapat dimanfaatkan untuk
mengetahui materi bacaan yang tepat bagi siswa agar prestasi mereka juga
meningkat. Dengan kata lain, tes minat berfungsi untuk memilih jenis-jenis
bacaan yang disukai oleh mayoritas siswa.
Dalam skala yang lebih besar, hasil
tes minat dapat diterapkan untuk perencanaan pemilihan dan penerbitan buku-buku
bacaan yang lebih disukai oleh siswa pada suatu daerah atau propinsi tertentu.
Tentu saja jika hal ini dilakukan dengan cara pemilihan sampel yang tepat dan
representatif.Perencanaan buku-buku bacaan yang tepat diharapkan mampu
mengenalkan bidang-bidang pekerjaan yang tersedia di suatu daerah secara dini
terhadap siswa-siswa sekolah khususnya siswa sekolah dasar dan siswa lanjutan
4)
Penjurusan Siswa
Pada prinsipnya penjurusan siswa di
sekolah lanjutan merupakan penempatan siswa pada jurusan-jurusan atau
program-program studi yang tersedia. Dengan demikian pertama-tama siswa sudah
diterima pada suatu jenjang sekolah tertentu misalnya melalui sistem seleksi
dengan menggunakan tes intelegnsi dan tes bakat. Barulah kemudian dilakukan
pengukuran terhadap minatnya untuk menempatkan setiap siswa pada suatu jurusan
atau program studi yang tepat berdasarkan hasil pengukuran tadi.
Macam tes minat yang digunakan
tergantung dari keluasan jurusan atau program studi yang tersedia. Jika jurusan
atau program studi terbatas misalnya 2-3 saja, maka sebaiknya kita tidak
menggunakan tes minat yang mengukur minat seseorang secara luas.Lebih tepat
jika kita hanya menggunakan tes minat yang sesuai dengan jurusan atau program
studi yang benar-benar ada. Hal ini dipandang efisien karena siswa tidak perlu
mengerjakan semua item pada semua bagian tes, tetapi cukup mengerjakan item dan
bagian tes yang relevan. Contoh strategi seperti ini adalah pada penempatan
siswa-siswa STM yang memiliki 3 jurusan, yaitu mesin, elektro dan bangunan.
2.4 Metode-metode dalam Tes Minat
Beberapa metode yang dapat digunakan
untuk mengadakan pengukuran minat, yaitu:
1) Observasi
Dengan
metode observasi guru dapat mengamati minat anak dalam kondisi yang wajar dan
tidak dibuat-buat. Observasi dapat diberikan dalam setiap situasi baik dal
kelas maupu diluar kelas. Namun, metode ini memiliki beberapa kelemahan yaitu
apabila guru hrndak mengukur minat semua anak yang dididik maka akan memerlukan
waktu yang panjang.
2)
Interview
Interview
dapat digunakan dalam mengukur minat anak sebab biasanya anak gemar
membicarakan hobinya dan aktivitas lain yang menarik hatinya. Pelaksanaan
interview biasanya lebih baik dilakukan dalam situasi yang tidak formal
sehinggga percakapan akan berlangsung dengan lebih bebas. Denag ini guru dapat
memperoleh informasi tentang minat anak dengan mempertanyakan kegiatan-kegiatan
apa yang dilakukan siswa setelah pulag sekolah, permainan apa yang disenangi,
apa hobinya, buku-buku apa yang disenangi, film jenis apa yang digemari dan
sebagainya.
3)
Kuisioner
Dengan
menggunakan metode kuisioner, guru dapat melakukan penngukuran terhadap
sejumlah siswa sekaligus. Metode ini lebih efisien dibandingkan dengan metode
lain pada prinsipnya, sesuia pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner tidak
berbeda dengan isi pertanyaan dalam interview.
4)
Inventori
Merupakan
suatu metode untuk mengadakan pengukuran atau penilian yang berupa suatu daftar
pernyataan (setetment). Individu yang dinilai diminta untuk memilih mana
pernyataan yang cocok dengan dirinya. Setiap stetment yang cocok dengan dirinya
diisi dengan tanda (Ö) atau tanda-tanda lain yang ditetapkan.
2.5 Jenis-jenis Tes Minat
Ada bebrapa macam tes Psikologi yang
bisa digunakan untuk mengukur minat seseorang, diantaranya:
1)
Rothwell
Miller Interes Blank (RMIB)
Tes yang bertujuan mengukur minat
seseorang berdasarkan sikapnya terhadap suatu pekerjaan. Tes ini berisi daftar
pekerjaan yang disusun menjadi 9 kelompok dengan kode huruf A smpai I da
dibedakan antara pria dan wanita. Masing-masing mewakili kategori pekerjaan
tertentu yaitu: outdoor, mechanical,
literary, dan musical, dll.
2)
Kuder
Preference Record Vocatioal Test.
Bertujuan untuk menunjukan tipe
pekerjaan yang disukai siswa, mencek apakah tipe pekerjaa atau jabatan
seseorang itu sudah sesuai dengan kesukaannya. Tes ini mengukur kesukaan dalam
10 menit, yaitu: ditambah skala V atau Verification. Skala ini tidak mengukur
kesukaan jabatan, tetapi mengukur validitas jawaban subyek yang tidak jujur
atau ceroboh.
a)
Minat terhadap alam sekitar (out door) yaitu minat terhadap
pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan alam binatang dan tumuh-tumbuhan.
b)
Minat mekanis (mechanical) yaitu minat terhadap pekerjaan yang berkaitan dengan
mesin atau alat-alat teknik
c)
Minat berhitung (computational) yaitu minat terhadap jabatan yang membutuhkan
perhitungan.
d)
Minta kerja ilmiah (scientific) yaitu minat dalam hal
analis atau penyelidikan, eksperimen, dll
e)
Minat persuasif yaitu minat terhadap
pekerjaan yang berhubunngan mempengaruhi orang lain.
f)
Minat seni (artistic) yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan
kesenian, kerajinan, dan kreasi tangan.
g)
Minat music yaitu minat memainkan alat-alat music atau mendengarkan orang
bermain musik, bernyayi.
h)
Minat literatur yaitu minat yang
berhubungan dengan maslah membaca dan menulis berbagai karangan.
i)
Layanan sosial yaitu minat terhadap
pekerjaan membantu orang lain.
j)
Minat klerikal (clerical) yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan
administratif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berbagai macam tes minat yang ada, terdapat dua
tes minat yang paling banyak yang digunakan sampai saat ini, yaitu:
- Strong Vocational Interest Blank
- Kuder Prefence Survey
Pada umumnya hasil tes minat digunakan dalam 4 bidang terapan, namun jarang
hasil tes minat itu digunakan secara ekslusif dengan mengabaikan hasil
pengukuran terhadap aspek kognitif dan aspek kognitif.
3.2 Saran
Tes Minat sebagai alat pengukur minat yang
berguna dalam konseling pekerjaan, konseling karir, perencanaan bacaan anak dan
penjurusan siswa, perlu dipahami lebih dalam konsep-konsepnya untuk memperoleh
hasil yang memang sesuai dengan individu tersebut
DAFTAR
RUJUKAN
Anastasi
A., dan Urbina. S. 2007. Tes Psikologi. Jakarta: PT. Indeks.
Georgory, Robert J. 2010. Tes Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Dahlia
N. A, Tyas M. A., dan Dian R. A. 2014. Pemahaman
Individu II. Madiun: IKIP PGRI MADIUN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar